Beberapa hari yang lalu liat acara "Tanpa Tanda Jasa" di TVOne. Dalam program ini ditampilkan profil2 "manusia dewa" dan lika-liku perjuangannya. Ngga berlebihan rasanya kalau saya sebut mereka sebagai manusia dewa, karena mereka mempunyai hati dan niat yang begitu tulus untuk memberi kepada sesama tanpa mengharapkan balas jasa. Kontribusi yang mereka berikan untuk masyarakat baik secara material, moral maupun spiritual memang patut diacungi jempol.
Salah satu contoh adalah ibu Nirina Amongpradja. Beliau begitu gigih berjuang demi mendirikan sebuah sekolah pelatihan bagi anak2 pemulung di daerahnya. Mereka diberi pelatihan tentang ketrampilan menjahit, membuat kue, kerajinan tangan, musik, dll - bahkan juga disekolahkan secara formal. "Jadi jika pagi anak2 bersekolah, sepulang dari sana mereka akan berkumpul disini untuk belajar tentang berbagai ketrampilan yang kami sediakan. Dan hasil dari kreativitas mereka juga kami pasarkan lho, lalu dananya kami gunakan untuk kebutuhan sekolah pelatihan ini sekaligus juga biaya sekolah mereka diluar. Untuk ketrampilan bermusik mereka juga sering diundang di berbagai acara", ucapnya bersemangat. Tujuan beliau membangun sekolah pelatihan ini adalah untuk menumbuhkan jiwa wirausaha dan kemandirian pada anak2 pemulung ini agar mereka tidak mempunyai mental peminta-minta lagi. Benar2 mulia ya?
Saya pribadi sangat2 setuju jika acara2 seperti ini banyak diangkat ke permukaan, karena ada beberapa program di televisi yang mungkin tujuannya memang membantu rakyat miskin namun nyata sekali ada unsur eksploitasi disana. Harus berakting menangis lah, teraniaya lah...agar suasana menjadi dramatis dan mengundang iba pemirsa, siapa tahu dapat menjadi acara realiti unggulan dan mendapat rating tinggi nantinya...ah kasihan...ketika melihat kemiskinan mereka justru dijadikan lahan untuk mendapatkan keuntungan...:(
ya...aku juga rasa miris sama tayangan yang mengeksploitasi rakyat miskin. tapi ya balik lagi, mari kita berusaha melihat sisi positifnya saja deh. semoga dengan banyak tayangan semacam itu, penonton jadi tergerak untuk membantu, berbuat yang serupa. amiiin
ReplyDeletesetujuh..
ReplyDeletelebih bnyk juga pra bloger yg mbhasa kyk gini..he9
salam kenal
arif^^
sangat banyak orang2 yang mengabdi dan membantu kepada masyarakat
ReplyDeletesangatlah patut untuk dihargai
tayangan tv emang lebih mengutamakan rating dan keuntungan
sayangnya acara begitu sangat dikit untuk menarik iklan..
ReplyDeleteratingnya juga gak bagus..
jadinya tetep saja jarang bisa bertahan lama..
Tapi setidaknya kepedulian mereka terhadap rakyat jelata masih besar walau melalui media dengan adanya unsur eksploitasi,semoga ketulusan mereka dibalas oleh Allah SWT amin...
ReplyDeleteApakabar mbak ,semoga baik ya....?!
benar, tayangan tv masih sering ada unsur eksploitasi nya, barangkali memang begitu yang diminati para penontonnya. dipilah-pilih saja hikmahnya
ReplyDeletesetuju sekali seharusnya memang begitu, program murni tanpa rekayasa :), tapi televisi memang media bebas ya, artinya unsur materi n keuntungan pasti harus ada dan didapatkan dengan cara apapun :)
ReplyDeletez trharu ma ibu Nirina Amongpradja ternyata masih ada org yg gitu ...,
ReplyDeleteWah.. musti cepet pulang ke Indonesia nich.. ga tau acara TV!!!!
ReplyDeleteTapi, terkadang, memang kebanyakan "drama" acara TV kita ya Mbak.....
serba dilematis mbak...ketika penayangan tentang perjuangan rakyat kecil,,di televisi,,..
ReplyDelete@elsa: yuuk...marree...:)
ReplyDelete@arif: makasih yach, salam kenal juga..
@attayaya: semoga kita bisa seperti mereka ya bang...:)
@nita&ateh: semoga masih ada niat tulus di sudut2 hati mereka..sehingga sedekah menjadi lebih bermakna. amin.
@ateh: daku baik2 saja mbak...:)
@abisabila: iya ya, semoga masyarakat menjadi lebih cerdas dalam memilih acara yg bernilai positif
@fais: aku juga salut..:)
@gek: emang gek skrng stay dimana?
@fajar: dilematis ya? hmm..
sekarang yang menarik hanya film dan infotainment acara yang bermutu seperti ini memang sedikit yang menonton miris banget
ReplyDeleteAku juga sempat nonton. Memang asyik acaranya.
ReplyDeleteKira2 yg acara bedah rumah itu rekayasa atau gimana ya mbak?
ReplyDeleteSekarang ini malah heboh acara tawar-menawar mencari pasangan lelaki-perempuan. Kalau sudah begini, matikan tipi adalah reality show pilihan saya.
ReplyDeleteSetuju Mbak.. Acara ini lah yg hrus kita tonton btpa tidak Kemiskinan sudh menjadi PR yg bisa di slesaikan sama Pemerintah kita... Smoga dengan banyak nya acara bnyak relawan yng mau membantu, amin
ReplyDeleteWah..baru tahu tuh ada acara seperti itu, habis tv tetangga masih di servis jadi ngga bisa numpang nonton deh...he..he
ReplyDeleteiya mbak ga papa...emang waktunya sibuk kok..aq juga baru update...cz lagi kena demam gitu....tp sekarang dah seger burger hehehhehehe (burger krabby patty)
ReplyDeletesemoga benar benar realita bu, karena akhir akhir ini penonton banyak ynag dibingungkan oleh tontonan bertema realita namun hanya drama dan rekayasa...
ReplyDeletenice posting, salut buat Ibu Nirina Amongpradja.
ReplyDelete"Terpujilah engkau ibu bapak guru, namamu akan selalu hidup..."
Djadjakillah khairan
yup setuju banget tuh... btw salam kenal...
ReplyDelete@bangmunir,ivan,kedaikopi,eka,laksamana,noor,adit,masichang,gaelby and ali: semuanya makasih banyak yach..love u all just as always :)
ReplyDeleteWe love you too... Love full... :D
ReplyDeletethanks dear...:) ada reinkarnasi mbah surip rupanya...:D
ReplyDeleteYup memang negri ini harus lebih memperhatikan masalah2 seperti itu, memajukan rakyat kalangan bawah, jangan cuma korupsi aja yg digedein, giliran masalah sosial belagak lupa
ReplyDeletesalam sejahtera
ReplyDeletemaaf yach baru berkunjung lagi ke mari
koq blognya ga' bisa saya follow sich??
sudah berulang kali kucoba tapi tidak bisa
thanks before